Menginjak masa dewasa, anak jangkrik akan mengalami beberapa kali pergantian kulit ( Jw: Mlungsungi). Ia akan menanggalkan kulit luarnya dan berganti dengan kulit yang lebih sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Pada masa pergantian kulit ini masa yang sangat rawan karena jangkrik dalam keadaan tidak bergerak dan lemah sehingga mudah dimangsa oleh temannya sendiri, terutama jika mereka kekurangan pakan.
Jangkrik yang telah berumur 41 – 80 hari sudah dapat dikategorikan sebagai jangkrik dewasa. Ciri-ciri fisik jangkrik yang telah dewasa adalah tumbuhnya sayap pada punggungnya dan untuk jangkrik betina adalah telah tampak jarum penyuntik telur pada ujung abdomen.
Kebutuhan pakan pada jangkrik yang sudah dewasa lebih banyak dari pada jangkrik anakan. Jangkrik dewasa mengkonsumsi makanan untuk reproduksi sedangkan jangkrik anakan mengkonsumsi makanan untuk pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, pemberian makanan pada jangkrik dewasa harus ditingkatkan, baik jumlah, mutu, maupun frekuensinya. Pemberian makanan yang cukup dan bergizi akan merangsang proses reproduksi berjalan lebih sempurna. Adapun makanan yang dapat diberikan pada jangkrik dewasa adalah daun-daunan yang banyak mengandung air, kacang-kacangan, umbi-umbian, atau buah-buahan. Misalnya, daun kubis, sawi, kangkung, janggel jagung, mentimun, gambas, kacang panjang, ketela, ubi jalar, wortel, dan kecambah kacang hijau.
Pemberian pakan pada jangkrik dewasa sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam. Namun, pemberian pakan pada jangkrik yang menginjak dewasa perlu ditingkatkan dengan pemberian pakan tambahan pada pagi hari. Dengan pemberian pakan yang cukup dan bergizi, maka proses reproduksi dapat berjalan dengan baik. Makanan untuk jangkrik yang dewasa ini harus selalu dikontrol dan jika makanan habis harus segera ditambah dengan makanan yang baru agar jangkrik tidak meronta untuk lari keluar mencari makanan atau menyerang sesamanya.
Perawatan jangrik yang sudah dewasa umumnya lebih mudah dari pada jangkrik anakan. Segala macam bentuk makanan akan dimakan sehingga tidak banyak makanan yang tersisa. Dengan demikian kotak penangkaran tidak perlu terlalu sering dibersihkan karena tidak banyak sisa makanan yang membusuk dan membahayakan kesehatan jangkrik.
Tanda-tanda induk jangkrik hasil tangkaran sendiri telah birahi adalah bulu punggungnya telah nampak mengkilat dan ovipositor pada jangkrik betina telah panjang kaku berwarna hitam, sedangkan ujung abdomen sebelah bawah telah berbentuk seperti kantong.
Calon induk jangkrik yang berasal dari hasil tangkaran sendiri memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak mudah stress, mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang baru, harganya murah, dan tingkat kematian sebelum bertelur rendah. Sedangkan induk jangkrik yang hasil tangkapan di alam bebas memiliki beberapa kelemahan, antara lain mudah stres ( misalnya karena pengaruh tangkapan, makanan, dan lingkungan yang baru), harganya mahal, dan tingkat kematian sebelum bertelur tinggi.
Induk jangkrik yang sudah birahi sebaiknya pada kotak yang lebih luas dengan ventilasi udara yang cukup agar lebih leluasa bergerak. Bila memungkinkan, induk jangkrik yang telah birahi tersebut ditempatkan pada kotak kasa strimin agar kebutuhan oksigen tercukupi sehingga kesehatannya terjamin dan proses reproduksinya dapat berkembang dengan baik.
Kebutuhan pakan pada jangkrik yang sudah dewasa lebih banyak dari pada jangkrik anakan. Jangkrik dewasa mengkonsumsi makanan untuk reproduksi sedangkan jangkrik anakan mengkonsumsi makanan untuk pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, pemberian makanan pada jangkrik dewasa harus ditingkatkan, baik jumlah, mutu, maupun frekuensinya. Pemberian makanan yang cukup dan bergizi akan merangsang proses reproduksi berjalan lebih sempurna. Adapun makanan yang dapat diberikan pada jangkrik dewasa adalah daun-daunan yang banyak mengandung air, kacang-kacangan, umbi-umbian, atau buah-buahan. Misalnya, daun kubis, sawi, kangkung, janggel jagung, mentimun, gambas, kacang panjang, ketela, ubi jalar, wortel, dan kecambah kacang hijau.
Pemberian pakan pada jangkrik dewasa sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam. Namun, pemberian pakan pada jangkrik yang menginjak dewasa perlu ditingkatkan dengan pemberian pakan tambahan pada pagi hari. Dengan pemberian pakan yang cukup dan bergizi, maka proses reproduksi dapat berjalan dengan baik. Makanan untuk jangkrik yang dewasa ini harus selalu dikontrol dan jika makanan habis harus segera ditambah dengan makanan yang baru agar jangkrik tidak meronta untuk lari keluar mencari makanan atau menyerang sesamanya.
Perawatan jangrik yang sudah dewasa umumnya lebih mudah dari pada jangkrik anakan. Segala macam bentuk makanan akan dimakan sehingga tidak banyak makanan yang tersisa. Dengan demikian kotak penangkaran tidak perlu terlalu sering dibersihkan karena tidak banyak sisa makanan yang membusuk dan membahayakan kesehatan jangkrik.
Tanda-tanda induk jangkrik hasil tangkaran sendiri telah birahi adalah bulu punggungnya telah nampak mengkilat dan ovipositor pada jangkrik betina telah panjang kaku berwarna hitam, sedangkan ujung abdomen sebelah bawah telah berbentuk seperti kantong.
Calon induk jangkrik yang berasal dari hasil tangkaran sendiri memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak mudah stress, mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang baru, harganya murah, dan tingkat kematian sebelum bertelur rendah. Sedangkan induk jangkrik yang hasil tangkapan di alam bebas memiliki beberapa kelemahan, antara lain mudah stres ( misalnya karena pengaruh tangkapan, makanan, dan lingkungan yang baru), harganya mahal, dan tingkat kematian sebelum bertelur tinggi.
Induk jangkrik yang sudah birahi sebaiknya pada kotak yang lebih luas dengan ventilasi udara yang cukup agar lebih leluasa bergerak. Bila memungkinkan, induk jangkrik yang telah birahi tersebut ditempatkan pada kotak kasa strimin agar kebutuhan oksigen tercukupi sehingga kesehatannya terjamin dan proses reproduksinya dapat berkembang dengan baik.