Peneluran Jangkrik

Setelah terjadi pembuahan, maka tidak lama kemudian jangkrik betina akan bunting dan bertelur. Selama masa bertelur, jangkrik betina akan mencari tempat yang terlindung dan aman dari gangguan hewan lain, misalnya semut.

Jangkrik betina bertelur dengan cara memasukkan ovipositornya ( jarum penyuntik telur ) ke dalam tanah pada kedalaman kurang lebih 1,25 cm. Telur-telur yang berada dalam tanah tersebut akan memperoleh kehangatan alami sehingga pada saatnya telur-telur tersebut akan menetas.

Jangkrik betina bertelur secara bertahap dan menyimpan telur-telurnya di beberapa tempat yang cocok dan aman dari serangan hama pemakan telur jangkrik. Seekor jangkrik betina dapat menghasilkan telur sebanyak 200 – 300 butir. Jika jangkrik betina telah bertelur dan semua telurnya habis dikeluarkan, maka tidak lama kemudian ia akan mati.

Dalam usaha ternak jangkrik, kita mengenal tiga macam metode peneluran jangkrik, yakni peneluran jangkrik dengan media pasir atau tanah, dan peneluran dengan media handuk atau kain kassa, dan peneluran jangkrik secara konvensional/tradisional.